Sebelum kami menjadi yang sekarang, kami ditempa dalam ganasnya rimba dan dibentuk pada dinginya lautan lalu disarungkan dalam bangku pendidikan bertahun-tahun lamanya. Inilah fakta yang kami alami. Kami tidak hanya dituntut untuk dapat melayani seluruh kebutuhan-kebutuhanmu tetapi juga harus mampu membaca serta bisa mengatasi situasi dan kondisi bila hal-hal buruk terjadi. Ada begitu banyak kisah mengenai kehidupan kami yang mungkin belum kamu ketahui.
Apa yang kami lakukan adalah tentang melayani, ya tentang melayani dengan hasrat dan tentang sosial time yang telah terenggut, bukan lagi tentang profesionalitas. bekerja atas nama profesionalitas, mungkin ya!!! Tapi hati kami tetap manusia biasa sama sepertimu. Mau tulus atau palsu bukan menu utamanya. Inilah kebenaran kehidupan kami yang mungkin belum sepenuhnya kamu sadari.
Kami menjadi jembatanmu menyebrangi lautan dan danau yang tidak mungkin diseberangi oleh mobil sekelas limo atau sebuah humve bahkan oleh si-ular besi maglev sekalipun. Biayanya bisa dijangkau oleh si-pengemis, dapat ditumpangi baik dari kamu si-pejabat, sampai kamu si-pedagang asongan. Dari kamu yang pendiam, berisik, manja sampai kamu yang jail. Dari bayi yang masih kemerah-merahan seperti anak tikus hingga manula yang menyalahi Tuhan kar’na ajalnya yang belum kunjung tiba. Bahkan kami akan mengantar-mu walau hanya tuk menghambur-hamburkan uang-mu, pregi berlibur, bulan madu, atau menghabiskan masa tua-mu dengan pergi mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau ke kota-kota eksotik di belahan bumi lain. Kami pergi mencarikan dan menggali sumber daya alam yang hampir punah lalu diantarkan kepada-mu, menyalurkan kebutuhan-kebutuhan pokok-mu hingga barang-barang mewah-mu untuk kamu nikmati dengan kuantitas yang tidak mungkin dapat diangkut oleh kawan kami si-penghuni burung besi. Kami bisa seperti kamu si-dokter yang dapat memberikan pertolongan pada orang yang terkena serangan jantung, asma, membantu persalinan dll walau dengan peralatan yang tidak selengkap rumah sakit-mu. Kami dapat meramal cuaca, mengenali rasi bintang sama seperti seorang ahli nujum. Kami harus bisa mengoperasikan peralatan darurat, mengatasi teroris, lagi-lagi walau dengan peralatan yang seadanya. Bila kamu bersama-sama kami pada situasi seperti ini, kamilah yang bisa kamu andalkan.
Saat hunian kami panas, gudang perbekalan rusak, dapat kami perbaiki!!! Namun ini bukan seperti rumah-mu atau kantor-mu, ini tidak seperti pendingin ruangan-mu atau lemari es-mu yang sewaktu-waktu dapat diperbaiki karna sukucadangnya hanya dijual di samping kediaman-mu. Bila kamu bersama-sama kami pada situasi seperti ini, berhentilah menggerutu, kami juga kepanasan dan kami juga khawatir dengan perbekalan yang akan membusuk disisa perjalanan yang masih panjang. Berhentilah mengomentari kami hanya karena hal-hal yang sepele atau karena kurangnya pelayanan kami. Kami pun ingin memenuhi semua keinginanmu, tapi kami tidak mampu berbuat banyak karena semua tidak ada di sini. Dan kami pun tetap harus berlaku sopan, berbicara dengan santun dan tersenyum. Senyumlah senjata kami walau hasrat hati ingin melempar sepatu kemuka-mu. Engkau sedang berada di dunia kami sobat, dunia yang tidak seluas halaman belakang rumah-mu. Kamu melihat kami tersenyum setiap kali berpapasan denganmu di koridor-koridor sempit kami hingga senyum itu membentuk guratan-guratan kasar diwajah. Itu kami lakukan walau hati sedang galau. Jauh dilubuk hati, kami menjerit rindu dengan keluarga dan sanak saudara, memikirakan ayah bunda yang semakin menua.
Kami berdoa agar segalanya lancar selama dalam perjalanan, tiba di tempat tujuan dengan selamat sehingga kelak kami bisa bertemu dengan sanak saudara kami. Kami mengawali perjalanan tak tentu waktu. Di pagi-pagi buta, bahkan disaat matahari belum juga mengintip di cakrawala. Di siang hari, saat matahari sedang tersenyum lebar maupun saat langit menangis mengiringi kepergian kami bahkan ditengah malam dengan hembusan angin yang berusaha merobek pori-pori agar bisa bersemayam dalam tubuh kami untuk menemukan kehangatan. Kami juga mengantuk sampai-sampai bisa tertidur tanpa harus memejamkan mata. Ketika selesai menjalankan tugas, dipembaringan kami pun masih bergelut dengan kegelisahan dan kerinduan karena teringat akan orang-orang yang kami cintai. Yang bisa kami lakukan hanya memandangi foto-foto mereka berharap dapat memeluk dan mencium kening seraya membisikan kalimat cinta sebagai ucapan selamat malam.
Bulan ini kami sudah menjalani 2 sampai 3 kali perjalanan dengan menerjang badai dan membelah ombak. Kami mengurai saraf informatika dan menyambung nadi-nadi gas bumi didasar laut demi kelancaran segala urusan di dunia-mu. Kami mengambil bagian dan menyaksikan karya-karya aggungng sang Pencipta yang dikotori dan dikeruk. Semuanya itu karena tuntutan dari gaya hidup kita yang menjelma menjadi semakin konsumtif disetiap harinya. Oooh..... ini-kah sifat makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna itu. Kami menjadi penunjang segala kelancaran para lintah-lintah darat yang dengan rakus mengerogoti alam demi memperkaya dirinya sendiri tanpa membayar upeti kepada negara bak seorang raja. Lalu apa yang akan kita bagikan pada generasi-generasi kita mendatang??? Apakah hanya berbait-bait buku cerita anak seperti dijaman dinosaurus yang akhir ceritanya tidaklah membahagiakan namun mengharapkan predikat sebagai best seller of the year. Atau setumpuk buku panduan ilmiah dan buku-buku sejarah seperti sejarah pada jaman batu dan berharap dengan kemajuan teknologi masa depan anak-cucu kita dapat menciptakan energi yang serupa namun ramah lingkungan.
Ditengah perjalanan kami terus mengamati sekeliling kami dengan mengintip lewat binocular dan mata elektronik kami seperti seorang pekerja pada badan luar angkasa yang dengan senantiasa memantau dan berjaga-jaga akan kemungkinan datangnya UVO. Namun apa yang didapat, ternyata hanya sekelompok lumba-lumba yang datang menghibur dengan meliuk-liukan tubuh mereka. Apakah mereka seindah para pekerja seni yang menelanjangi tubuhnya sendiri??? Binatang itu beda, mereka lebih anggun dari-nya dan tidak mengharapkan sepeserpun dari kami. Terkadang sekawanan paus yang sedang bereksodus menghampiri dan meneriaki kami bahwa kami tidak sendiri. Hanya mereka kah yang mengerti kami!?!?!? kondisi tubuh kami sewaktu-waktu dapat melemah dan mengalami demam tinggi, kami tidak dapat mengambil cuti untuk beristirahat di rumah sama seperti-mu. Setibanya didunia-mu kami masih harus beradaptasi lagi dengan kondisi cuaca yang berbeda, rasanya seperti mengalami musim pancarobah disetiap hari. Tidak sedikit dari kami yang sering mengibarkan bendera bangsa kami sendiri di negeri orang melebihi rekormu siperaih medali emas olimpiadae, namun kami tidak setenar kamu. Tidak sedikit pun dari kami yang mengibarkan bendera kebangsaan negara lain di negeri kami sendiri, namun bukan berarti kami pembelot. Begitulah adanya dunia kami, unik bukan!?!?!?
Terkadang kamu melihat kami berada di tempat-tempat perbelanjaan dengan setumpuk kantong belanja, membelikan cendara mata untuk kekasih kami menanyakan apakah perhiasan ini bagus atau cocok untuk dikenakanya, pantas kah gaun itu bersandang ditubuh-nya, seolah-olah rekan yang berdiri tepat di samping kami adalah si dia. Itu salah satu cara kami berusaha menyamarkan rasa rindu. Kami terlihat berjalan tergesa-gesa dipusat-pusat keramaian, itu kar’na kami berpacu dengan waktu untuk menyambut tugas yang menunggu, serta ingin harinya cepat berlalu, menjadikan sehari lebih dekat dengan hari dimana kontrak kerja kami berakhir agar bisa menjadi seperti kamu dan berada di dunia-mu. Ini melelahkan dan menjenuhkan.
Berhentilah menilai kami sebagai manusia-manusia hidung belang dan hanya tahu berbuat dosa. Halooo...... Jangan pandangi kami seperti seorang yang aneh, yang sudah tahu akan ajalnya sehingga disisa waktunya berusaha untuk mendapat pengampunan dari-Nya lalu memintamu untuk mengantarkan kami ke rumah Tuhan. 70% waktu kami dihabisakan di atas tembok besi ini, Kami juga manusia biasa bukan dewa.
Tidak sedikit dari kami yang berakhir dengan percerayan atau merelakan kepergian tunangan seorang dari kami karena mereka lebih memilih kamu yang mengambil kesempatan disaat-saat kesendirian-nya dengan bualan-bualan-mu. Para wanita di dunia kami mungkin terlihat seperti pria dimatamu, hey.... mereka bukan bermetamorfosis!!! itu tuntutan dunia kami. Mereka hanyalah korban dari persamaan gender yang kamu ciptakan. Wanita-wanita kami mandiri dan hebat, mereka dapat memperbaiki pengering rambut mereka sendiri, mereka bisa membetulkan atap rumah mereka sendiri, mesin yang mereka tangani sebesar body SUV-mu, kendaraan yang mereka bawa tidak sekecil cupe yang berada di garasi-mu. Satu lagi, Mereka tidak mau terlihat manja walau mereka sangat membutuhkanya. Seharusnya mereka sepertimu, duduk dibalik meja perkantoran dengan rok mini atau hanya duduk diam di rumah dengan mengurusi pekerjaan rumah-tangga bukan duduk diruang kemudi atau di ruang pengontrol mesin. peralatan kerja mereka seharusnya pena yang berharga ratusan ribu hingga jutaan, bukan peralatan-peralatan mekanik. Mereka seharusnya menggunakan kosmetik di wajah mereka bukan debu dari sisa-sisa muatan, mereka tidak pantas berlumuran minyak dari sisa-sisa pelumasan karna itu bukanlah sejenis pelembab atau lulur seperti mulik-mu. Mereka pun ingin sekali mengetahui gosip terbaru artis idola mereka walau mereka bukan si pengidap quidnunc tapi informasi mereka terbatas. Seharusnya mereka sama seperti dirimu, dapat memanjakan tubuhnya disalon-salon kecantikan pada akhir pekan sebelum berkencan dengan pasangan mereka. Hey....... Jangan pernah menyakiti wanita-wanita kami kar’na kami akan mengejarmu sampai keujung bumi dan akan mencarimu hingga ke lorong-lorong semut sekalipun.
Kami sangat berharap ada di posisimu, bepergian dengan kapal pesiar bersama orang-orang yang kami sayang, berdampingan dengan kekasih untuk berlibur, atau menumpangi kapal feri dan kapal penumpang bersama dengan keluarga untuk pulang ke kampung halaman pada saat natal atau lebaran maupun saat cuti tahunan. Yah, kami tidaklah seberuntung kamu. Namun bukan berarti kami menyesali keberadaan kami, kami mensyukuri dan sangat berterima kasih kepada-Nya atas semua ini. Kami sadari bahwa ada ikatan saling ketergantungan yang begitu kuat diantara kita maupun dengan alam ini.
No comments:
Post a Comment